TEKNIK
PEMOTRETAN THORAX DAN ABDOMEN
SHOFIA
INSANI
TINGKAT
1 PROGRAM DIV
P2.31.30.1.12.033
Jurusan
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Jakarta II Kementrian
Kesehatan
2013
Kata Pengantar
Puji syukur
kehadirat Allah swt. atas berkat rahmat-Nya, penyusunan makalah dengan
judul “Teknik Pemotretan Thorax dan Abdomen” ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Melalui penyusunan makalah ini saya mendapatkan
pengetahuan tentang pentingnya mengembangkan kemampuan dalam hal pemotretan
thorax dan abdomen. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Heri selaku dosen pembimbing dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan baik dari segi tulisan ataupun materi yang disampaikan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis terima dengan
hati terbuka untuk meningkatkan kualitas karya penulis selanjutnya.
Semoga informasi yang penulis sampaikan melalui
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Jakarta,
5 Maret 2013
Daftar Isi
1.
Kata
Pengantar 1
2.
Daftar
Isi 2
3.
Pendahuluan
3
Latar Belakang
Tujuan
4.
Pembahasan 7
5.
Daftar
Pustaka 15
Pendahuluan
I.
Latar
Belakang
Teknik pemotretan meliputi berbagai
macam yaitu pemotretan extremitas, kepala baik khusus maupun general, panoramic
dan gigi, thorax dan abdomen, dan columna vertebralis dan rangka dada. Adapun
dalam penulisan makalah ini tentang teknik pemotretan abdomen dan thorax
meliputi teknik pemotretan abdomen posisi AP tegak, thorax posisi dorsal
decubitus, dan trakhea posisi lateral.
Hal hal yang berkaitan dengan pemeriksaan
abdomen dan thorax adalah :
1.
Persiapan
pasien
2.
Pengaturan
faktor exposi
3.
Pengaturan
film
Dalam melakukan pemotretan maka pasien
perlu untuk diatur sedemikian rupa baik secara keseluruhan maupun bagian demi
bagian, sehingga memudahkan dalam melakukan pemotretan pada bagian yang
diperlukan. Untuk itu pengaturan pasien digolongkan dalam dua hal yaitu :
a.
Posisi
pasien
Yang
dimaksud dengan posisi pasien adalah letak atau kedudukan pasien secara
keseluruhan dalam suatu pemotretan. Posisi pasien secara keseluruhan dalam
suatu pemotretan. Posisi pasien dapat disebut dengan berbagai istilah, antara
lain :
Supine=
Tidur telentang
Prone=
Tidur telungkup
Lateral=
miring menyamping ke kiri / kanan ( membentuk sudut 90º )
Oblique
= Miring ( membentuk sudut lebih kecil dari 90º ). Istilah oblique pada umumnya
merupakan letak atau kedudukan pasien terhadap film dalam suatu pemotretan. Ada
4 macam kedudukanoblique,yaitu :
-Right
Anterior Oblique ( RAO )
Artinya
letak pasienmiring dengan tepi kanan depan dekat terhadap film.
-Right
Posterior Obique ( RPO )
Artinya
letak pasienmiring dengan tepi kanan belakang dekat dengan film.
-Left
Anterior Oblique ( LAO )
Artinya
letak pasien miringdengan tepi kiri depan dekat terhadap film.
-Left
Posterior Oblique ( LPO )
Artinya
pasien miringdengan tepi kiri belakang dekat terhadap film.
b.
Posisi
obyek
Yang
dimaksud dengan posisi obyek adalah letak atau kedudukan dari sebagian dari
tubuh pasien yang perlu diatur dalam suatu pemotretan. Misalnya seorang pasien
akan di foto tangannya, maka yang disebut obyek adalah posisi dari tangan
pasien yang akan di foto. Pada umumnya untuk mengatur posisi obyek perlu
dilakukan suatu pergerakan agar obyek tersebut berada pada posisi yang
dikehendaki. Beberapa istilahpergerakan yang penting antara lain :
-Endorotasi=
gerakan memutar ke dalam.
-Inspirasi=
gerakan menarik napas.
-Ekspirasi=
gerakan mengeluarkan nafas.Didalam pemeriksaan Radiografi medis, yang di
periksa adalahmanusia, sehingga pengaturan pasien harus benar-benar
dilandasidengan sendi-sendi kesopanan. Jika mungkin pasien diajak
memahamihal-hal yang perlu dilakukan dalam pemeriksaan, sehingga dengan
demikiandapat diharapkan kerja sama dari pasien dalam rangka memperlancar jalannya pemeriksaan. Disamping itu perlu
pula di usahakan pengaturanposisi yang paling mengenakan bagi pasien dalam batas-batas
yangdimungkinkan, sehingga pasien dapat merasa tetap nyaman meskipundalam
pemeriksaan.
Addukasi
= gerakan merapat ke tubuh.
Fleksio=
gerakan melipat sendi.
Ekstensio
= gerakan membuka sendi.
Eversion
= gerakan membukasendi kaki
Inversion
= gerakan menutupsendi kaki
Pergerakan
obyek yang terjadi sewaktu dilakukan penyinaran, akan mengakibatkan kekaburan
pada foto roentgen yang dihasilkan. Untuk itu perlu disediakan beberapa alat
yang dapat mengurangi pegerakan obyek selama penyinaran. Disamping itu alat
tersebut berfungsi untuk memberikan rasa senang atau kenyamanan bagi pasien.
Alat yang dimaksud antara lain adalah : bantal dengan berbagai ukuran, kantong
pasir ( sand bag ), karetbusa ( spon ), kain untuk pengikat/ penarik, dan
perlengkapan- perlengkapan lain yang di perlukan.
Dalam pengaturan film dan faktor
exposi ada beberapa point yang perlu untuk di perhatikan :
1.
KV
( kilo volt ) adalah satuan beda potensial yang diberikan antara katoda dan
anoda didalam tabung Roentgen. KV akan menentukan kekuatan (Kualitas ) sinar –
x yang akan dihasilkan.
2.
mA
( miliAmper ) adalah suatu arus tabung
3.
mAs
( mili Ampere second ) akanmenentukan jumlah sinar - x yang dihasilkan
.
Besarnya faktor
eksposi berbeda-beda untuk tiap jenis pemotretan, oleh karena adanya beberapa faktor
yang mempengaruhi, antara lain yaitu :
1.Ketebalan
obyek :
Semakin tebal
obyek yang di foto, semakin tinggi faktor eksposi yang dibutuhkan dalan
pemotretan tersebut.
2.Focus Film
Distance :
Pada penggunaan
FFD yang lebih besar,membutuhkan faktor eksposi yang lebih tinggi.
3.Tehnik pemotretan
yang dilakukan :
Misalnya soft
tissue technique, highKV technique, membutuhkan faktor eksposi yang berbeda
dengan tehnik biasa meskipun pada obyek yang sama.
4.Penggunaan
peralatan tertentu :
Penggunaan
screen film, non screenfilm, grid, dan lain-lain, masing-masing akan
membutuhkan faktor eksposi yangberbeda satu sama lain.
Dalam
radiografi ada dua jenis film, Screen Film dan Non Screen Film,dimana peda
pemakaian jenis screen film menggunakan kaset radiografi. Baik secara screen
film maupun non screen film, pengaturan didalam pemotretan ditempatkan di
belakang obyek dengan urutan : sumber sinar obyek film.Sinar diarahkan ke
obyek, kemudian menembus obyek mengenai film sehingga terbentuklah bayangan latent
II.
Tujuan
Tujuan
penulisan Makalah ini adalah sebagai tugas mata kuliah PBP pemotretan thorax
dan abdomen, dan untuk mengetahui prosedur penatalaksanaan dalam melakukan
pemotretan.
Pembahasan
ANATOMI
Ø Anatomi Abdomen
ABDOMEN
adalah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuknya lonjong dan meluas dari atas dari
drafragma sampai pelvis di bawah. Rongga abdomen dilukiskan menjadi dua bagian,
abdomen yang sebenarnya yaitu rongga sebelah atas dan yang lebih besar dari
pelvis yaitu rongga sebelah bawah dan lebih kecil. Batas-batas rongga abdomen
adalah di bagian atas diafragma, di bagian bawah pintu masuk panggul dari
panggul besar, di depan dan di kedua sisi otot-otot abdominal, tulang-tulang
illiaka dan iga-iga sebelah bawah, di bagian belakang tulang punggung dan otot
psoas dan quadratus lumborum. Bagian dari rongga abdomen dan pelvis beserta
daerah-daerah (Pearce, 1999).
Rongga
Abdomen dan Pelvis (Pearce, 1999)
Keterangan :
1. Hipokhondriak
kanan
2.
Epigastrik
3.
Hipokhondriak kiri
4.
Lumbal kanan
5.
Pusar (umbilikus)
6.
Lumbal kiri
7.
Ilium kanan
8.
Hipogastrik
9.
Ilium kiri
Isi
dari rongga abdomen adalah sebagian besar dari saluran pencernaan, yaitu
lambung, usus halus dan usus besar (Pearce, 1999).
·
Lambung
Lambung
terletak di sebelah atas kiri abdomen, sebagian terlindung di belakang iga-iga
sebelah bawah beserta tulang rawannya. Orifisium cardia terletak di belakang
tulang rawan iga ke tujuh kiri. Fundus lambung, mencapai ketinggian ruang
interkostal (antar iga) kelima kiri. Corpus, bagian terbesar letak di tengah.
Pylorus, suatu kanalis yang menghubungkan corpus dengan duodenum. Bagian corpus
dekat dengan pylorus disebut anthrum pyloricum.
Fungsi
lambung :
a.
Tempat penyimpanan makanan sementara.
b.
Mencampur makanan.
c.
Melunakkan makanan.
d.
Mendorong makanan ke distal.
e.
Protein diubah menjadi pepton.
f.
Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
g.
Faktor antianemi dibentuk.
h.
Khime yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum (Pearce, 1999).
·
Usus
Halus
Usus
halus adalah tabung yang kira-kira sekitar dua setengah meter panjang dalam
keadaan hidup. Usus halus memanjang dari lambung sampai katup ibo kolika tempat
bersambung dengan usus besar. Usus halus terletak di daerah umbilicus dan
dikelilingi usus besar.
Usus
halus dapat dibagi menjadi beberapa bagian :
a.
Duodenum adalah bagian pertama usus halus yang panjangnya 25 cm.
b.
Yeyenum adalah menempati dua per lima sebelah atas dari usus halus.
c.
Ileum adalah menempati tiga pertama akhir.
Fungsi
usus halus adalah mencerna dan mengabsorpsi khime dari lambung isi duodenum
adalah alkali. (Pearce, 1999)
·
Usus
Besar
Usus
halus adalah sambungan dari usus halus dan dimulai dari katup ileokdik yaitu
tempat sisa makanan. Panjang usus besar kira-kira satu setengah meter.
Fungsi
usus besar adalah :
a.
Absorpsi air, garam dan glukosa.
b.
Sekresi musin oleh kelenjer di dalam lapisan dalam.
c.
Penyiapan selulosa.
d.
Defekasi (pembuangan air besar) (Pearce, 1999)
·
Hati
Hati
adalah kelenjer terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian teratas dalam
rongga abdomen di sebelah kanan di bawah diafragma. Hati Secara luar dilindungi
oleh iga-iga.
Fungsi
hati adalah :
a.
Bersangkutan dengan metabolisme tubuh, khususnya mengenai pengaruhnya atas
makanan dan darah.
b.
Hati merupakan pabrik kimia terbesar dalam tubuh/sebagai pengantar matabolisme.
c.
Hati mengubah zat buangan dan bahan racun.
d.
Hati juga mengubah asam amino menjadi glukosa.
e.
Hati membentuk sel darah merah pada masa hidup janin.
f.
Hati sebagai penghancur sel darah merah.
g.
Membuat sebagian besar dari protein plasma.
h.
Membersihkan bilirubin dari darah (Pearce, 1999).
·
Kandung
Empedu
Kandung
empedu adalah sebuah kantong berbentuk terong dan merupakan membran berotot.
Letaknya di dalam sebuah lekukan di sebelah permukaan bawah hati, sampai di
pinggiran depannya. Panjangnya delapan sampai dua belas centimeter. Kandung
empedu terbagi dalam sebuah fundus, badan dan leher.
Fungsi
kangdung empedu adalah :
a.
Kandung empedu bekerja sebagai tempat persediaan getah empedu.
b.
Getah empedu yang tersimpan di dalamnya dibuat pekat. (Pearce, 1999).
·
Pankreas
Pankreas
adalah kelenjar majemuk bertandan, strukturnya sangat mirip dengan kelenjar
ludah. Panjangnya kira-kira lima belas centimeter, mulai dari duodenum sampai
limpa. Pankreas dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala pankreas yang terletak
di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan abdomen, badan pankreas
yang terletak di belakang lambung dalam di depan vertebre lumbalis pertama,
ekor pankreas bagian yang runcing di sebelah kiri dan menyentuh limpa.
Fungsi
pankreas adalah :
Fungsi
exokrine dilaksanakan oleh sel sekretori lobulanya, yang membentuk getah
pankreas dan yang berisi enzim dan elektrolit.
Fungsi
endokrine terbesar diantara alvedi pankreas terdapat kelompok-kelompok kecil
sel epitelium yang jelas terpisah dan nyata.
Menghasilkan
hormon insulin → mengubah gula darah menjadi gula otot (Pearce, 1999).
·
Ginjal
Ginjal
terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal di sebelah
kanan dari kiri tulang belakang, di belakang peritoneum. Dapat diperkirakan
dari belakang, mulai dari ketinggian vertebre thoracalis sampai vertebre
lumbalis ketiga ginjal kanan lebih rendah dari kiri, karena hati menduduki
ruang banyak di sebelah kanan. Panjang ginjal 6 sampai 7½ centimeter. Pada
orang dewasa berat kira-kira 140 gram. Ginjal terbagi menjadi beberapa lobus
yaitu : lobus hepatis dexter, lobus quadratus, lobus caudatus, lobus sinistra.
Fungsi
ginjal adalah :
a.
Mengatur keseimbangan air.
b.
Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam basa darah.
c.
Ekskresi bahan buangan dan kelebihan garam. (Pearce, 1999)
·
Limpa
Terletak
di regio hipokondrium kiri di dalam cavum abdomen diantara fundus ventrikuli
dan diafragma.
Fungsi
limpa adalah :
a.
Pada masa janin dan setelah lahir adalah penghasil eritrosit dan limposit.
b.
Setelah dewasa adalah penghancur eritrosit tua dan pembentuk homoglobin dan zat
besi bebas.
Limpa
dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
a.
Dua facies yaitu facies diafraghmatika dan visceralis.
b.
Dua kutub yaitu ekstremitas superior dan inferior.
c.
Dua margo yaitu margo anterior dan posterior
Rongga Abdomen Bagian Depan
Keterangan :
A. Diafragma
B. Esofagus
C. Lambung
D. Kaliks kiri
E. Pankreas
F. Kolon desenden
G. Kolon transversum
H. Usus halus
I. Kolon sigmoid
J. Kandung kencing
K. Apendiks
L. Sekum
M. Illium
N. Kolon asenden
O. Kandung empedu
P. Liver
Q. Lobus kanan
R. Lobus kiri
Ø Anatomi Thorax
Thorax
adalah daerah pada tubuh manusia (atau hewan) yang berada di antara leher dan
perut (abdomen). Thorax dapat didefinisikan sebagai area yang dibatasi di
superior oleh thoracic inlet dan inferior oleh thoracic outlet; dengan batas
luar adalah dinding thorax yang disusun oleh vertebra torakal, iga-iga,
sternum, otot, dan jaringan ikat.Sedangkan rongga thorax dibatasi oleh
diafragma dengan rongga abdomen. RonggaThorax dapat dibagi kedalam dua bagian
utama, yaitu : paru-paru (kiri dan kanan) dan mediastinum. Mediastinum dibagi
ke dalam 3 bagian: superior, anterior, dan posterior.Mediastinum terletak
diantara paru kiri dan kanan dan merupakan daerah tempat organ-organ penting thorax
selain paru-paru (yaitu: jantung, aorta, arteri pulmonalis,vena cavae,
esofagus, trakhea, dll.).
-
Thoracic inlet
merupakan
"pintu masuk" rongga thorax yang disusun oleh: permukaan ventral
vertebra torakal I (posterior), bagian medial dari iga I kiri dan kanan
(lateral),serta manubrium sterni (anterior). Thoracic inlet memiliki sudut
deklinasi sehingga bagian anterior terletak lebih inferior dibanding bagian
posterior. Manubrium sterni terletak kira-kira setinggi vertebra torakal
II.Batas bawah rongga thorax atau
-
Thoracic outlet
(pintu
keluar thorax) adalah area yangdibatasi oleh sisi ventral vertebra torakal XII,
lateral oleh batas bawah iga dan anterior oleh processus xiphoideus.Diafragma
sebagai pembatas rongga thorax dan rongga abdomen, memiliki bentuk seperti
kubah dengan puncak menjorok ke superior, sehingga sebagian rongga
Ø Anatomi Trakhea
Trakea
merupakan organ sistem pernafasan bagian bawah yang terletak di bawah larink,
bentuknya menyerupai pipa yang tersusun memanjang ke bawah dan berbatasan
dengan percabangan bronkus. Pada manusia, panjang trakea mencapai 4 inchi
(10-12 cm) dengan ukuran diameter ±2 cm.Dinding trakea tersusun atas tulang
rawan yang menyerupai huruf C (C-shape), terdiri dari 16-20 cincin tulang
rawan. Bagian belakang dari tulang rawan berbatasan dengan esofagus yang dihubungkan
oleh serabut otot polos trakea (Marieb dan Hoehn, 2007).
Trakea
bersifat fleksibel, sehingga mampu mengalami kontraksi dan kembali mengalami
relaksasi ke ukuran semula. Kontraksi
otot polos trakea akan mengurangi ukuran diameter rongga trakea, dan pada
keadaan ini dibutuhkan tenaga yang cukup besar untuk mengeluarkan udara dari
paru-paru. Tulang rawan berfungsi mencegah terjadinya penyumbatan dan menjamin
keberlangsungan jalannya udara, walaupun terjadi perubahan tekanan selama
pernafasan.Trakea berfungsi sebagai tempat perlintasan udara setelah melewati
saluran pernafasan bagian atas yang membawa udara bersih, hangat dan lembab
(Marieb dan Hoehn, 2007).
Gambar
3. Penampang melintang trakea (Marieb
dan Hoehn, 2007)
Berbagai
reseptor banyak terdistribusi pada membran sel otot polos trakea, diantaranya
adalah reseptor β2-adrenergik, asetilkolin muskarinik (Ach-M1, Ach-M2, Ach-M3
dan Ach-M4) dan reseptor histamin (H1)
(Johnson, 1998; Roffel, et.al., 1997; Bryce, et.al., 2006). Semua reseptor ini memiliki peranan penting
dalam regulasi sistem pernafasan dan terlibat pada beberapa keadaan patologi
penyakit, seperti pada gangguan saluran pernafasan yang berhubungan dengan
penyumbatan saluran pernafasan karena alergi dan asma.
MEMBUAT
FOTO
1.
Abdomen
AP tegak (erect)
Tujuan proyeksi
ini adalah, untuk memperlihatkan adanya udara bebas di dalam rongga abdomen
dibawah diafragma dan menampakkan adanya cairan di abdomen bagian bawah.
Ä Posisi Pasien :
Pasien diposisikan erect dengan kedua tungkai lurus dan berat
tubuh diatur seimbang bertumpu pada kedua kakinya.
Ä Posisi Obyek :
Ä Pusatkan bidang
median sagittal tubuh pada garais tengah grid
Ä Atur pundak
pasien sejajar dengan bidang transversal, dan letakkan kedua lengannya di
tempat yang tidak dapat mebuat bayangan pada film
Ä Pusatkan film
pada jarak 2-3 inci diatas tinggi puncak ilia atau cukup tinggi untuk mencakup
diagfragma
Ä Central Ray : Horisontal
tegak lurus dengan pertengahan kaset
Ä Central Point :
Pada MSL, kira kira 5 cm ke atas crista illiaca
Ä FFD : 90-129 cm
(K.C. Clarck)
Ä Ukuran Film : 30x40
cm
Ä Exposi : Pada
saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh
Ä Kriteria Gambar
:
Ä Foto mencakup
kedua diagfragma
Ä Dinding lateral
kanan dan kiri tidak terpotong
Ä Foto simetris
Ä Ada marker R/L
dan tanda posisi tegak
Ä Suatu proyeksi
AP abdomen menunjukkan ukuran dan bentuk hati, limfa, dan ginjal
2.
Thorax
dorsal decubitus
Ä Posisi Pasien :
Pasien diposisikan supine dengan sisi yang sakit merapat pada kaset yang
dipasang vertikal
Ä Posisi Obyek :
Ä Tubuh pasien diganjal
dengan bantal spon/ bantal tipis, sehingga Mid Axillary Line sejajar dengan
garis tengah kaset
Ä Kedua lengan
lurus ke atas
Ä Salah satu sisi kaset kira-kira 5 cm di atas kedua bahu
Ä Peletakkan
marker R/L sesuai dengan sisi yang dekat dengan film
Ä Central Ray :
Horizontal tegak lurus terhadap kaset
Ä Central Point :
Pada Mid Axillary Line setinggi CV Thoracalis VI
Ä FFD : 150 cm
Ä Ukuran film : 35x43
cm (www.wikiradiography.com)
Ä Exposi : Pada
saat pasien tahan nafas setelah inspirasi penuh
Ä Kriteria Gambar
:
Ä Tampak gambaran
lateral thorax dengan kedua sisi posterior dan sisi anterior tidak terpotong
Ä Marker R/ L
3.
Trakhea
lateral
Ä Posisi Pasien :
Pasien erect/ duduk atau berdiri disamping kaset yang dipasang vertikal
Ä Posisi Obyek :
Ä Atur posisi
pasien pada pertengahan film, trakhea terletak pada bidang coronal plane yang
melewati kira kira pertengahan antara jugular notch (incisura jugularis) dan
bidang mid coronal
Ä Atur MCL //
garis tengah film
Ä Leher sedikit ekstensi
Ä Satukan kedua
telapak tangan di belakang tubuh dan kedua sendi bahu direndahkan semaksimal
mungkin
Ä Central Ray :
Horizontal tegak lurus
Ä Central Point :
Pada pertengahan antara incisura jugularis dengan tepi anterior caput humeri
yang jauh ke film
Ä FFD :
Ä Ukuran film :
24x30 cm
Ä Exposi : Pada
saat pasien inspirasi perlahan lahan
Ä Kriteria Gambar
:
Ä Tampak gambaran
trakhea terisi udara dan gambaran mediastinum superior bebas dari bayangan
sendi bahu
Ä Foto mencakup
Colum.Vert. Cervical IV s/d Col.Vert. Thoracal VI
Ä Tidak ada
perputaran dari tubuh, ada marker R/ L
Daftar Pustaka
9.
Tim
penyusun buku pedoman praktikum radiografi thorax-abdomen, “Buku Pedoman Praktikum Teknik Radiografi Dasar Thorax dan Abdomen”
, Jakarta 2010
10.
Learning
Worksheet Atro Depkes Jakarta II jilid I
11.
Learning
Worksheet Atro Depkes Jakarta II Jilid II
12.
No comments:
Post a Comment